12 Mei 2024
“Bakat cukup 40%, 60% kerja keras”
Episode ini menampilkan obrolan santai antara Linda Hoemar Abidin, praktisi seni, dengan Premana W. Premadi (Nana), praktisi sains. Linda menceritakan pengalaman bagaimana belajar disiplin melalui seni tari mewujudkan mimpinya pentas di panggung-panggung dunia sebelum kemudian beralih fokus ke balik panggung menekuni manajemen seni.
Keindahan diapresiasi oleh seni dan sains. Keduanya sepakat di balik keindahan, ada kesungguhan dalam berupaya dan berkreasi. Sebagai penari, latihan berulang-ulang adalah bagian dari proses mengasah ketrampilan fisik, penajaman fokus, dan ketangguhan mental. Penguasaan teknik dasar penting untuk bisa mencapai kebebasan memunculkan kreativitas tinggi, sekaligus agar tidak mencederai diri maupun orang lain. Dukungan keluarga dan lingkungan terdekat sangat berperan dalam menanamkan disiplin dan membangun percaya diri, termasuk menjaga stamina dan minat menjadi penari. Mereka juga memastikan Linda mendapatkan pendidikan yang terbaik. Penonton, kritikus, dan pendukung seni adalah bagian dari lingkungan yang lebih luas yang membentuk masyarakat yang mengapresiasi seni. Di sektor apa pun, selalu ada yang menilai dan mengukur yang mendorong adanya pembelajaran demi pengembangan diri dan sistemnya.
Merespon kebutuhan sektor seni, pemikiran lintas disiplin dalam diri Linda tercetus ketika beralih dari profesi penari ke serba-serbi pengelolaan seni pertunjukan yang diperlukan untuk kemajuan seni di Indonesia. Komitmen belajar, melatih diri hingga mencapai impian untuk menjadi profesional di bidang seni, manajemen seni, atau apapun memerlukan kesungguhan. Pembelajaran tidak pernah berhenti.
Leave a comment